HIKMAH DIBALIK DERITA
Oleh :
Cahyaningrum Prashinda
Cerita ini
terinspirasi dari pengalaman orang lain
Raja
siang telah berada di ujung singgah sananya1), menyengat kulit siswa-siswi SMA
PGRI 1 TUMPANG yang baru pulang dari menimba ilmu. Terlihat mereka bersama-sama
berjalan menyusuri jalan untuk kembali ke tempat peraduannya. Hiruk pikuk lalu
lintas turut menambah polusi dan panas di siang itu. Begitu juga dengan Ayu,
gadis remaja yang telah kehilangan kedua orang tuanya sejak ia masih kecil mungil bagai kerikil2)yang tak
mengerti apa-apa harus merasakan hidup tanpa kasih sayang orang tua. Ia tinggal
dan dirawat oleh pak dhe dan budhe nya yang garang dan memperlakukan Ayu
seperti seorang pembantu yang tidak akan mereka tahu kelak Ayu akan menjadi apa
dan siapa.
Tiga,
dua, satu 3)teman Ayu mulai kembali ke rumah mereka
masing-masing, dan kini hanya ada Ayu sendiri.Dibawah terik matahari dan
jalanan sepi, ia melangkah dan terus melangkah hingga sampai di gubuk kecil
milik pakdhe nya itu. “Alhamdulillah sudah sampai. Assalamualaikum”. Ucap Ayu
sambil membuka pintu. Tak disangka di depannya, budhe tengah berdiri dengan
berkacak pinggang dan matanya melotot sampai ingin copot. “DARI MANA SAJA
KAMU?!! Udah jam segini baru pulang. Udah tahu masih banyak kerjaan, malah
enak-enakan main. Cepet kerjakan sekarang!!!”. Sentak
budhe yang memekakkan telinga 4)dan menggetarkan hati Ayu.
Anak yang seharusnya pulang sekolah mendapat perhatian untuk makan dan
istirahat tidak pernah dirasakan oleh Ayu. Yang ia lakukan hanyalah bekerja dan
bekerja, seakan dia seperti upik abu yang berada di
kandang harimau5). Pusing, lelah dan lapar sirna begitu saja
dalam benak Ayukarena ia harus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah dengan
tepat waktu. Jika dia tidak segera menyelesaikannya, ia tidak akan mendapatkan
makan dan tidur. Semua itu ia hadapi dengan sabar dan tidak pernah menentang
untuk meminta hak yang sama seperti teman-temannya yang lain, karena ia
mengerti dan tahu diri bahwa dia hanyalah seorang anak yatim piatu yang hanya
menumpang bersama pakdhe dan budhenya.
Hari demi hari telah berlalu,
kedatangan kakak Ayu, Mas Yuda yang ditunggu-tunggu seakan membawa kebahagiaan
tersendiri bagi Ayu. Sebuah penantian panjang menunggu saudara laki-lakinya
yang berharap membawa ia pergi dan menghapus penderitaannya saat ini. Mas Yuda
harus bekerja membiayai Ayu sendiri bersekolah tanpa bantuan pakdhe dan
budhenya. Sebenarnya, rasa kasihan pada Ayu menyelimuti hati Mas Yuda, tetapi
untuk sementara ia biarkan dan membujuk Ayu untuk tetap bertahan tinggal di
rumah itu sampai Mas Yuda bisa membawanya keluar dari rumah itu. “ Mas janji
dan Mas akan menyekolahkan kamu sampai setinggi langit. Kamu belajar yang rajin
yaa.. “. Ucap Mas Yuda dengan lantang. Kata-kata
Mas Yuda seakan melepas belenggu derita Ayu6), senyum mekar dari bibir mungil Ayu7)
memberikan semangat untuk Mas Yuda. Waktu cepat berlalu, kepergian Mas Yuda
mengingatkan Ayu kembali bahwa dia harus merasakan penderitaan itu.
Keesokan harinya, tiba-tiba badan
ayu lemas, panas dan menggigil yang membuat ayu tidak bisa bangun dari
ranjangnya. Dari luar kamar Ayu terdengar suara menggelegar Pakdhe memanggil
namanya, suara itu semakin medekat dan semakin kencang. “BRUAKKKKKK!!!!”.Pakdhe
membanting pintu, seketika Ayu tersentak dan terbangun dari tidurnya.”Ada apa
Pakdhe?”. Jawabnya dengan lembut. “ADA APA ADA APA. BANGUN KAMU!!! JADI ANAK
JANGAN MALAS-MALAS, MALAH TIDUR-TIDURAN. Kamu pikir disini kamu ini putri Raja?
Tidur aja masih numpang. Ayo bangun dan kerjakan pekerjaanmu sekarang!!”.
Bentak Pakdhe sambi menyeret Ayu yang tak menghiraukan keadaan Ayu sekarang.
Sampai di sumur, Pak dhe mengguyur Ayu sampai basah kuyup seluruh tubuhnyaa. “Ini
hukuman buat kamu, biar kamu tahu tanggungjawab dan kewajiban kamu.” Kata
Pakdhe dengan tegas. Ayu hanya bisa menganggukkan kepala dan menahan tubuhnya
yang lemas. Air yang membasahi tubuhnya menambah buruk keadaan Ayu, tetapi ia
tetap menhan rasa sakitnya.
Satu,
dua, tiga 8)semester ia lalui
hingga ujian akhir telah selesai, dan kini pengumuman hasilnya. Ayu
mendapat nilai pas-pasan kareena waktu belajarnya sering ia gunakan untuk
bekerja dan bekerja, hingga tidak ada waktu untuk belajar.pakdhe dan Budhe yang
mengetahui hal itu, acuh tak acuh dengan Ayu seakan mereka sudah tidak peduli
lagi dengan Ayu, membiarkan Ayu melakukan apa yang ia inginkan. Tak lama
kemudian, Mas Yuda datang menemui Ayu, tetapi kedatangan Mas Yuda hanya membuat
Ayu kecewa dan hancur lebur menjadi kapur 9).
Janji Mas Yuda yang membuat Ayu tetap bertahan di rumah itu, kandas begitu saja
setelah Mas Yuda bertemu dengan wanita janda dan menikahinya. Impian Ayu telah
pudar, kelam dan berantakan sehingga membuat Ayu merasa yakin untuk segera
pergi dari rumah itu dan memendam rasa benci pada Mas Yuda.
Tahun
demi tahun cepat berlalu, Ayu mencoba melupakan kehidupan kelamnya di masa
lalu. Mencoba menata kehidupan yang baik sehingga Ayu kini telah menemukan
keluarga kecilnya. Sekarang ia sadar dan bisa mengerti bahwa Allah Maha Adil
dan penderitaan yang ia rasakan dulu, ternyata memberikan sebuah pelajaran di
kehidupannya sekarang. Ayu yang dulu sering mengerjakan pekerjaan rumah,
sekarang ia bisa mnegatur kehidupan rumah tangganya dengan baik. Ayu juga
percaya bahwa kehiupan seperti roda yang berputar10),
kadang berada di bawah dan kadang berada di atas. Setelah mengetahui kehidupan
Ayu sekarang, kini Pakdhe Budhe merasa bersalah dengan apa yang telah mereka
lakukan kepada Ayu dulu, anak yatim piatu seperti Ayu yang seharusnya
dipelihara dan dirawat dengan penuh kasih, justru diperlakukan seperti pembantu
dan Mas Yuda menghadapi anaknya yang nakal dan berandal.Nah itu dia cerpen yang dibuat sama temen admin.. disini kita dapat memetik hikmahnya.. "segala apapun yang berjalan,allah telah memberi jalan terbaik untuk kita"
ConversionConversion EmoticonEmoticon