Kembali Yaa,Sahabatku


Kembali yaa, Sahabatku
Oleh: Qurrotul A’yun
Cerita ini terinspirasi dari pengalaman pribadi
Kembali Yaa Sahabatku

Pagi itu,sang mentari tersenyum dengan pipi merona dan menebar aroma bahagia. Semilir anginpun masuk melalui celah jendela menerpa pipiku yang masih beku, kaku, bagai batu. Sehingga membuatku terbangun dari tidurku. Ku lirik sebingkai foto di samping tempat tidurku. Terlihat senyuman kecil dari seorang sahabatku, sahabat yang senantiasa memberiku kenangan yang indah. Namun, seketika kenangan itu di sapu bersih dari ingatanku mengingat pengkhianatan yang dilakukan oleh seorang sahabatku. Dia Gaga, yaa dialah sahabatku yang mengkhianatiku.
Aku tidak pernah menyangka bahwa sahabatku itu pergi berkhianat. Akupun tak tahu apa alasan dia tega merusak persahabatan yang sudah dilalui bersama selama 7 tahun. Dalam hati kecilku, ingin sekali membawa Gaga seperti dulu. Namun, dia selalu menolak, membentak dan memakiku. Sekali lagi, aku tak mengerti apa alasannya.
Bel pulang sekolah membangunkan aku dari lamunanku. Sembari melaangkah menuju gubuk kecil yang telah aku tinggali bersama kedua orang tuaku, aku teringat sesuatu. Iyaa, sesuatu yang menjadi penyebab aku dan Gaga bertengkar.
Waktu itu, saat kami berangkat sekolah bersama tiba-tiba Gaga menepuk bahuku. Aku kaget, ku lihat wajahnya yang penuh rona bahagia dan percaya diri. Akupun bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dengan anak mungil itu? Kenapa dia terlihat bersemangat sekali?
 “Hei, Key. Hari ini aku seneng banget soalnya aku dapat peringkat 2 di kelas, akhirnya aku bisa ngalahin kamu” ucap Gaga penuh percaya diri, namun ia belum selesai bertanya “kalau kamu peringkat berapa?” aku pun langsung menjawabnya “aku peringkat pertama.” Kata-kata itu keluar dari mulutku tanpa berpikir itu akan menyakiti Gaga. Setelah mendengar ucapanku ku lihat wajah Gaga yang memerah dan terlihat kecewa, sepertinya dia marah kepadaku. Dia pun pergi tanpa meninggalkan sebuah alasan. Sejak kejadian itu Gaga tak pernah menyapaku lagi.
Ku lirik jam dinding di rumah waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, waktu terasa berjalan begitu cepat tapi sebenarnya lambat, mungkin karena waktuku kuhabiskan untuk memikirkan penyebab aku dan Gaga bertengkar. Sore ini aku harus pergi ke sekolah karena ada tambahan pelajaran. Maklumlah, aku sudah kelas tiga SMP dan sebentar lagi aku akan menjalani Ujian Nasional.
Tepat jam 4 sore aku pun telah sampai di sekolah. Disana, di dekat kantin sekolah aku melihat Gaga duduk sendirian. Aku berpikir untuk menghampirinya dan menanyakan apa alasan anak itu meninggalkanku, dengan segudang tekat aku memberanikan diri dan menghampirinya.
“Hai Ga,” kataku sambil menebar senyum. Namun Gaga menjawabnya dengan nada cuek. “mau apa kamu?”
“kenapa kamu menjauhiku, apa salah aku??  Apa karena masalah peringkat kelas itu?? Kamu iri sama aku??”Akhirnya dengan segenap tekat aku lontarkan pertanyaan panjang lebar itu.
“Iya!!karena kamu selalu menjadi yang lebih baik!!!, kamu selalu beruntung, nilaimu selalu bagus. Sedangkan aku Cuma di pandang sebelah mata!” jawab Gaga dengan nada memebentak. “maafin aku Ga” sahutku dengan nada menyesal. “sudahlah, dulu kamu memang sahabatku tapi sekarang aku sudah tidak membutuhkanmu!”
“kamu rela ngelepasin persahabatan kita yang udah di jalanin selama 7 tahun ini?” kata-kata itu tiba-tiba keluar dengan sendirinya.“aku sudah tidak perduli dengan persahabatan itu!” ucap Gaga sembari meninggalkanku begitu saja dan aku pun hanya bisa tertunduk lesu.
Bel sudah berbunyi, artinya jam tambahan pelajaran akan segera di mulai. Teman-temanku bersemangat untuk masuk ke ruang kelas, namun sepertinya hanya aku yang tidak bersemangat hari ini.
Pak guru pun menjelaskan materi dengan panjang lebar, seperti biasa beliau tidak lupa memberikan deretan soal yang membuat siswanya pening. Akhirnya dengan semangat yang hanya sebesar biji jagung ku kerjakan soal-soal itu. Ketika suasana begitu hening, sunyi hingga suara jangkrikpun sampai tak terdengar tiba-tiba ada secarik kertas yang mendarat tepat di bahuku. Ku buka secarik kertas itu, dan ternyata itu sebuah contekan. Aku tak tahu dari mana asal kertas itu, aku berusaha menyembunyikannya supaya Guruku tidak dapat melihatnya.Namun sayang,keberuntungan tak memihak kepadaku kali ini aku pun ketahuan dan harus menerima hukuman yang di berikan oleh pak guru.sekilas, ku lihat Gaga sedang tersenyum sisnis kepadaku.
Keesokan harinya, terjadi perdebatan hebat antara Aku dan Gaga. Aku bertanya kepadanya tentang kejadian kemarin sore karena aku sudah menyangka kalau dia dalang dari semua itu, tetapi bukannya dia meminta maaf kepadaku dia malah membentakku.
 “aku tahu kalau kamu dalang dari kejadian kemarin sore kan?”tanyaku kepada anak yang sudah mengecewakanku itu, walaupun sebenarnya aku masih mengharapkan diakembali.  “kalau iya memangnya kenapa? Biar kamu ngerasain gimana rasanya di hukum guru key. Kenyataannya memang seperti itu kan kamu berbuat curang, apa itu yang dinamakan pintar?”Kata-katanya semakin membuatku geram. tapi sekali lagi, aku tetap menginginkan dia kembali.
“terserah kamu Ga, aku gak perduli dengan dendammu itu, yang aku mau Cuma kamu kembali seperti dulu” ucapanku sepertinya tidak nyambung, tapi itulah yang selama ini ingin aku katakan kepadanya.
”kamu ngomong apa sih? Gak jelas.” Jawab Gaga, yaa memang ucapanku itu sama sekali tidak jelas dan aku berusaha memperjelaskan kembali kepadanya.
“ mungkin selama ini aku terlalu gengsi untuk minta maaf ke kamu, meminta kamu untuk menjadi sahabatku lagi. Tapi kali ini aku jujur sama kamu, aku ingin kamu kembali. Kembali yaa, sahabatku” jelasku dengan nada memohon, semua mata yang menyaksikanku hanya bisa terdiam begitu pun dengan Gaga dia hening tak menjawab kata-kataku itu. Dan lagi-lagi dia meninggalkanku tanpa meninggalkan sebuah alasan.
Sejak kejadian itu aku benar-benar tak mau tahu tentang Gaga, kita sudah tak saling bertatap muka. Dan saat itu pula aku merasa ada yang hilang.
Setengah mati aku memikirkan cara untuk membuat Gaga tak membenciku lagi. Walaupun aku sudah menyerah untuk membuatnya kembali menjadi sahabatku tapi setidaknya aku ingin supaya tidak ada kebencian di antara aku dan dia.
Termenung aku di depan meja belajarku, tak ku sentuh buku pelajaran yang seharusnya aku baca sejak 30 menit yang lalu. Aku pun di sadarkan akan suatu hal, hal yang mungkin bisa membuat Gaga memaafkan aku kembali.
Hari ini tanggal 9 Maret 2012, hari bersejarah bagi Gaga, hari dimana dia di takdirkan untuk menjadi bagian dari dunia. Di depan kelas aku menghampiri Gaga yang sedang duduk termenung sendirian. Tanpa ragu aku ucapkan selamat kepadanya.
“selamat ulang tahun Ga. Kamu sudah 15 tahun sekarang.” Ucapku sembari memberikan sebuah kotak kado kepadanya. Namun dia tidak menjawabku tapi beruntung dia mau menerima kado dariku. Gaga membuka kado itu, dilihatnya sebuah bingkai foto. Dan dia pun bertanya kepadaku. “ foto ini waktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar kan?” tanya Gaga setelah kurang lebih lima menit dia tak mengeluarkan suara.
“iya, itu foto  kita waktu mengikuti lomba MIPA tingkat Sekolah Dasar. Kamu ingat kan gimana usaha kita dulu, kita sering belajar bareng dan berharap akan menang walaupun akhirnya kita nggak jadi menang” jawabku dengan nada melawak. Gaga pun mengeluarkan suara tawanya.
“nggak ada yang perlu kamu irikan dari aku, toh kamu juga sama pintarnya. Maaf ya Ga, kamu mau kan jadi sahabatku lagi?”. Ucapku dengan harap  Gaga akan mengiyakan permintaanku.
“iya, kita sahabatan lagi ya. Maafin aku juga.” Jawab Gaga dan kata-kata itu mampu membuatku merasa lega. Dengan segala usahaku, Gaga mau kembali bersahabat denganku.



OKe itu dia cerpennya dari temen admin.. :v setelah membaca cerpen ini.. semoga kita mendapatkan hikmahnya... nih kata-kata dari admin

"No matter how strong a friendship may be it takes years to build the trust and seconds to destroy it "
Previous
Next Post »
Dilarang memberikan alamat atau link aktif.Terima kasih komentarnya